Sunday, October 21, 2018

ternyata surga dan neraka hanya ada di dunia terdapat dalam surat huud ayat 106 - 108


Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam kepada Nabi akhir zaman, sebagai penutup para Nabi dan panutan dalam meniti jalan yang lurus, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya.

Allah Ta’ala berfirman,

فَأَمَّا الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ (106) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ لِمَا يُرِيدُ (107) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ (108)

“Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108)

Jika kita melihat ayat di atas, kita dapat memahami dengan jelas. Allah mengisyaratkan surga dan neraka itu ada selama bumi dan langit itu ada. Dari sini bisa diyakini bahwa surga dan neraka itu tidak kekal.

Tetapi ulama menutupi dan menyembunyikan arti dan makna ayat ini dengan mengatakan bahwa: penjelasan yang mengatakan bahwa surga dan neraka adalah tidak kekal adalah keliru dan menyesatkan, tolong jangan dibaca. Dari sanggahan dan bantahan dibawah terlihat dengan jelas bahwa ulama tidak terima kalau surga dan neraka adalah tidak kekal, karena ulama menginginkan dengan hawa nafsunya sendiri yang menginginkan surga dan neraka adalah kekal, untuk mendapatkan keuntungan sendiri dan tidak merujuk kepada keterbukaan hati dalam memahami Alqur’an dan Injil yang dengan jelas  jelas mengatakan bahwa surga dan neraka hanyalah perumpamaan, dan Alqur’an selalu menyebutkan surga dan neraka adalah perumpamaan, tidak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa surga dan neraka adalah telah diciptakan dengan Haq, sebuah perumpamaan surga dan neraka kita perumpamakan adalah dunia fantasi, yang artinya apapun yang disebutkan didalamnya walaupun ada kata kekal atau disiksa atau didalam kebahagiaan surga, tetaplah itu semua didalam dunia perumpamaan atau didalam dunia fantasi yang tidak nyata dan tidak benar benar terjadi karena hanya perumpamaan dan hanya fantasi. Jadi walaupun ada 110 ayat yang mengatakan bahwa mereka kekal didalamnya (surga dan neraka), tetap saja ini dalam dunia perumpamaan atau didalam dunia fantasi yang artinya bahwa dalam dunia nyata atau dalam kenyataannya tetap saja hanya perumpamaan dan dunia fantasi.

Tetapi ulama menutupi dan menyembunyikan arti dan makna ayat ini dengan mengatakan bahwa:

Ulama
Imam Mahdi
3 Hal yang Mesti Diyakini Mengenai Surga dan Neraka
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Hafizh Al Hakami rahimahullah, keyakinan terhadap surga dan neraka yang mesti diyakini adalah 3 hal. Beliau sebut dalam bait syairnya,
والنَّارُ وَالجَنَّةُ حَقٌّ وَهُمَامَوْجُوْدَتَانِ لاَ فَنَاءَ لَهُمَا
“Neraka dan surga adalah benar adanya. Keduanya telah ada saat ini. Dan keduanya tidaklah fana.”
(Imam Mahdi berkata,”tidak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa Allah telah menciptakan surga dan neraka dengan Haq, tetapi yang ada surga dan neraka selalu dihubungkan dengan perumpamaan.tetapi lihatlah bahwa allah telah menciptakan langit dan bumi dengan Haq ( QS 64:3.) Dia menciptakan langit dan bumi dengan HAQ. (QS 44:38) Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.( QS 44:39) Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan HAQ,( QS 11:7.), (QS 41:9). , (QS 41:11).,( QS 40:57.) ,( QS 2:164.), (QS 3:190)”)
Berikut sedikit uraiannya.[2]
Pertama: Surga dan neraka itu benar adanya, tidak ada keraguan sedikit pun tentangnya.
Di antara dalilnya,
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132) وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133)
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 131-133)
(Imam Mahdi berkata,”tidak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa Allah telah menciptakan surga dan neraka dengan Haq, tetapi yang ada surga dan neraka selalu dihubungkan dengan perumpamaan”
(QS 13:35) PERUMPAMAAN SYURGA yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); DAN surat Alhajj (haji) ayat 72, (QS 30:58) Perumpamaan surga juga ada dalam Injil, Mathius 22:1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: …Mathius 22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama… Mat 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah.  Mat 13:24 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. …Mat 13:31 Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Mrk 4:33, Luk 12:16, Luk 21:29, Mat 13:33, Mat 13:52, Mat 13:53, Mat 18:23, Mat 22:2, Mat 13:34, Mat 13:47, Mat 25:1, Yoh 10:6, Luk 15:3, Mat 13:44, Mrk 4:13, Mrk 3:23, Luk 21:29, Luk 18:1, Mat 21:45, dll)
Kedua: Surga dan neraka sudah ada saat ini.
Tentang surga, Allah Ta’ala berfirman, أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ
“Yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 133)
Tentang neraka, Allah Ta’ala berfirman,
أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Yang telah disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS. Ali Imron: 131). Jika dikatakan “telah disediakan”, berarti keduanya telah ada.
Dari Imron bin Hushain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ ، وَاطَّلَعْتُ فِى النَّارِ ، فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Aku pernah melihat surga, lalu aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.”[3]
Dari Ibnu ‘Abbas, Rofi’ bin Khudaij, ‘Aisyah dan Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ ، فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ
“Sakit demam berasal dari panasnya jahannam. Oleh karenanya, dinginkanlah demam tersebut dengan air.”[4]
(Imam Mahdi berkata,”ulama mengatakan bahwa jika dikatakan telah disediakan berarti keduanya telah ada, padahal jelas jelas itu adalah kalimat perumpamaan, dan karena tidak diciptakan dengan haq, berarti perumpamaan tersebut adalah dunia fantasi, lihatlah SURAT 2. AL BAQARAH ayat 24—26 berikut, “ayat 24 …peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir. ..ayat 25 …bagi mereka disediakan surga ….ayat 26…..Dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,”.  
lihatlah hadits yang diuraikan ulama (“Aku pernah melihat surga, lalu aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.”) hadits ini jelas jelas adalah perumpamaan kalau tidak perumpamaan lalu bagaimana dengan alam kubur, padang masyar, hisab dan jembatan sirotol mustakim yang kesemuanya belum terjadi pada umat ini, lalu bagaimana mereka sudah ada di neraka atau sudah ada di surga padahal syarat untuk masuk syurga dan neraka adalah harus mengalami kejadian kejadian diatas terutama dihisab dan melewati jembatan shirotol mustaqim. Ini menunjukkan bahwa hadits diatas menyebutkan perumpamaan.
Dan lihatlah dalil yang digunakan ulama dibawah ini, “Sakit demam berasal dari panasnya jahannam. Oleh karenanya, dinginkanlah demam tersebut dengan air.” Siapapun akan tahu bahwa hadits diatas adalah perumpamaan bahwa panas demam adalah dari panasnya jahanam, itu adalah perumpamaan.
Ketiga: Surga dan neraka itu kekal karena Allah yang menghendaki keduanya untuk kekal. Keduanya tidaklah fana. Banyak sekali dalil yang membicarakan hal ini, berikut kami sebutkan sebagiannya.
Tentang surga, Allah Ta’ala berfirman,
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At Taubah: 100)
Tentang neraka, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا ,إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. An Nisa’: 168-169)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ ، وَ أَهْلُ النَّارِ النَّارَ ، ثُمَّ يَقُومُ مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ يَا أَهْلَ النَّارِ لاَ مَوْتَ ، وَيَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ ، خُلُودٌ
“Jika penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka telah memasuki neraka, kemudian seseorang akan meneriaki di antara mereka, “Wahai penduduk neraka, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Wahai penduduk surga, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Kalian akan kekal di dalamnya.”
SURAT 17. AL ISRAA' ayat 89 Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur'an ini tiap-tiap macam perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari (nya). (QS. Huud: 106-108) “Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka,… mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”
Jadi dalam surat yang disebutkan oleh para ulama tersebut yang mengatakan bahwa mereka kekal didalamnya adalah perumpamaan, karena dari surah huud  11 ayat 106-108, kekalnya surga dan neraka adalah selama ada langit dan bumi, ini menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan surga dan neraka adalah perumpamaan.
Kesimpulan dan pendapat itu terjadi karena tidak mempertimbangkan atau mengabaikan tafsir-tafsir yang ada, khususnya mengenai kalimat:
مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
Misalnya, tafsiran Ahli Tafsir yang menyatakan bahwa yang dimaksud “langit dan bumi” adalah langit dan bumi yang lain, berdasarkan QS. 14: 48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” … [6]
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat SURAT 14. IBRAHIM ayat 45. …..dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".  Ayat  48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” …
Merujuk Tafsiran Ulama
Pertama: Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Gholib Al Amili (Abu Ja’far Ath Thobari)
Mengenai ayat,
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi”, Ibnu Jarir Ath Thobari rahimahullah mengatakan, “ Orang Arab biasanya jika ingin mensifatkan sesuatu itu kekal selamanya, maka mereka akan mengungkapkan dengan,
هذا دائم دوام السموات والأرض
“Ini kekal selama langit dan  bumi ada.” Namun maksud ungkapan ini adalah kekal selamanya.
Ini adalah ayat alqur’an dan bukan berdasarkan kebiasaan orang arab, kenapa ulama ini mengada-adakan? Lihat SURAT 2. AL BAQARAH ayat 41-42 Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,…     Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat 99. Dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat, 159. Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
160. Kecuali mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 146 …Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 174 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, ….ayat 175 Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.
SURAT 3. ALI 'IMRAN Ayat 70-71 Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya).
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?
Kedua: Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi
Selain membawakan perkataan Ibnu Jarir Ath Thobari, Ibnu Katsir membawakan penafsiran lain. Beliau rahimahullah mengatakan, “Boleh jadi dipahami bahwa maksud ayat “selama langit dan bumi itu ada” adalah jenis langit dan bumi (maksudnya: langit dan bumi yang beda dengan saat ini, pen). Karena sudah pasti alam akhirat juga ada langit dan bumi (namun berbeda dengan saat ini, pen). Buktinya adalah firman Allah Ta’ala,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” (QS. Ibrahim: 48)
Oleh karena itu, Al Hasan Al Bashri menjelaskan mengenai firman Allah,
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi”, maksudnya adalah Allah mengganti langit berbeda dengan langit yang ada saat ini. Begitu pula Allah mengganti bumi berbeda dengan bumi yang ada saat ini. Langit dan bumi (yang berbeda dengan saat ini tadi, pen) pun akan terus ada.”
Ibnu Abi Hatim mengatakan bahwa Sufyan bin Husain menyebutkan dari Al Hakam, dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas, beliau mengatakan mengenai firman Allah (yang artinya), “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,” yaitu setiap surga itu memiliki langit dan bumi.
‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam menafsirkan, “Yaitu selama bumi itu menjadi bumi (yang berbeda dengan saat ini, pen) dan langit menjadi langit (yang berbeda dengan saat ini, pen).” –Demikian penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah mengenai surat Huud ayat 107.[8]
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat SURAT 14. IBRAHIM ayat 45. …..dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".  Ayat  48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” …
Ketiga: Abu Muhammad Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi
Al Baghowi menyatakan yang hampir sama dengan Ibnu Jarir Ath Thobari dan Ibnu Katsir. Al Baghowi mengatakan, “Mengenai ayat (yang artinya), “Mereka kekal di dalamnya” yaitu terus berada tinggal di dalamnya. Sedangkan ayat (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu ada”, sebagaimana dikatakan oleh Adh Dhohak, “Selama langit dan bumi dari surga dan neraka itu ada. Karena segala sesuatu yang berada di atasmu dan menaungimu itulah langit. Sedangkan segala sesuatu sebagai tempat engkau berpijak itulah bumi. Begitu pula para pakar tafsir menjelaskan bahwa ungkapan dalam ayat tersebut dimaksudkan untuk menunjukkan kekalnya sesuatu. Inilah ungkapan yang biasa disebutkan oleh orang Arab. Mereka biasa mengatakan, “Saya tidak akan mendatangimu selama langit dan bumi itu ada”. Atau mereka katakan, “… selama bergantinya malam dan siang”. Mereka maksudkan ini semua untuk mengungkapkan “selamanya”.”
Ini adalah ayat alqur’an dan bukan berdasarkan kebiasaan orang arab, kalaupun Ini ungkapan yang biasa disebutkan oleh orang Arab. Mereka biasa mengatakan, “Saya tidak akan mendatangimu selama langit dan bumi itu ada”. Atau mereka katakan, “… selama bergantinya malam dan siang”. Mereka maksudkan ini semua untuk mengungkapkan “selamanya”. Selamanya disini bukan berarti kekal tetapi artinya sampai mati tidak akan melakukannya, dengan kata lain bukan kekal abadi selamanya yang dimaksud tetapi selamanya sampai mati saja. ”kenapa ulama ini mengada-adakan menjadi maksudnya kekal abadi? Lihat SURAT 2. AL BAQARAH ayat 41-42 Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,…     Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat 99. Dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat, 159. Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
160. Kecuali mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 146 …Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 174 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, ….ayat 175 Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.
SURAT 3. ALI 'IMRAN Ayat 70-71 Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya).
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?
Keempat: Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Asy Syaukani
Tentang ayat (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu ada,” Asy Syaukani menukil perkataan Ibnu ‘Abbas yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim, beliau mengatakan maksud ayat tadi, “Setiap surga memiliki langit dan bumi tersendiri.”
Kelima: Mahmud bin ‘Amr bin Ahmad Az Zamakhsyari
Az Zamakhsyari menyatakan penafsiran yang sama dengan Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir. Jadi, makna ayat (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu ada”, maksudnya: Yang dimaksud adalah langit dan bumi di akhirat, keduanya itu abadi dan makhluk yang kekal,  ungkapan orang Arab yang ingin menyatakan sesuai itu kekal dan tidak ada ujung akhirnya.
Untuk maksud pertama ini, beliau membawakan dua ayat bahwa di akhirat itu ada langit dan bumi tersendiri. Ayat pertama, Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” (QS. Ibrahim: 48)
Ayat kedua, Allah Ta’ala berfirman,
 وَأَوْرَثَنَا الأرض نَتَبَوَّأُ مِنَ الجنة حَيْثُ نَشَاء
“Dan telah (memberi) kepada kami bumi (tempat) ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.” (QS. Az Zumar: 74)
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat SURAT 14. IBRAHIM ayat 45. …..dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".  Ayat  48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.” …
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat
(QS. Az Zumar: 27). Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Quran ini Setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
(QS. Az Zumar: 28). (ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.
 وَأَوْرَثَنَا الأرض نَتَبَوَّأُ مِنَ الجنة حَيْثُ نَشَاء
“Dan telah (memberi) kepada kami bumi (tempat) ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami kehendaki.” (QS. Az Zumar: 74)
(QS 13:35) PERUMPAMAAN SYURGA yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); DAN surat Alhajj (haji) ayat 72, (QS 30:58) Perumpamaan surga juga ada dalam Injil, Mathius 22:1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka: Mathius 22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama Mat 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang pedagang yang mencari mutiara yang indah, dll.
Dan karena surga dan neraka adalah perumpamaan sedangkan surga dan neraka tidak pernah disinggung sekalipun telah diciptakan dengan HAQ dalam alqur’an  berarti surga dan neraka adalah sebuah dunia fantasi atau dunia khayalan yang tidak ada. Dalam dunia fantasi atau dunia khayalan walaupun didalamnya dikatakan hidup kekal selamanya atau dapat menghancurkan alam semesta dalam sekali tunjuk seperti dalam film kartun dragon ball, tetaplah sebuah khayalan, yang dalam cerita memang terjadi akan tetapi dalam kehidupan nyata itu adalah dunia khayalan yang tidak ada.
Keenam: Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengungkapkan, “Sekelompok ulama menjelaskan mengenai firman Allah (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu ada”, yaitu yang dimaksud adalah langit dari surga dan bumi dari surga. Sebagaimana disebutkan dalam Shahihain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika kalian ingin meminta pada Allah, mintalah surga Firdaus. Firdaus adalah surga yang paling tinggi dan merupakan surga pilihan. Sedangkan atap (langit) dari surga tersebut adalah ‘Arsy Allah”. Begitu pula sebagian ulama ketika menjelaskan mengenai firman Allah,
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.” (QS. Al Anbiya’: 105). Yang dimaksudkan di sini adalah bumi di surga. Oleh karena itu tidak bertentangan antara yang menyatakan langit akan terlipat (yaitu langit dunia, pen). Sedangkan langit yang tetap terus ada adalah langit (atap) dari surga. Oleh karena itu, yang mesti kita pahami adalah segala sesuatu yang berada di atas, maka ia disebut secara bahasa dengan langit (as samaa’). Sebagaimana pula hujan disebut dengan samaa’ (langit). Dan atap juga disebut dengan samaa’ (langit).”
Mari kita kaji uraian ulama tersebuit,  “.. di dalam neraka, …. mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, … di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,.” (QS. Huud: 106-108). Kata selama ada langit dan bumi sangat jelas beda dengan langit surga, dan bumi surga,   baiklah mari kita coba mengikuti petunjuk para ulama tersebut, sebagai berikut:  “Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit surga dan bumi surga, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal dalamnya selama ada langit surga dan bumi surga, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108). Kalau dimasukkan dalam kalimat tersebut maka terlihat sekali ada kejanggalan, mereka dikatakan kekal didalam surga atau neraka tetapi selama ada langit surga dan bumi surga, yang berarti surga dan neraka  suatu saat akan mengalami kehancuran atau tidak kekal, dengan kata lain walaupun maksud dari kata langit dan bumi ini adalah langit surga dan bumi surga berarti tetap saja langit surga dan bumi surga tersebut suatu saat akan mengalami kehancuran karena ada kata selama ada langit surga dan bumi surga. Kalau yang dimaksud dari QS Huud: 106-108 adalah kekal selamanya seharusnya tidak ada lanjutan kekal selama ada langit dan bumi, tetapi seharusnya kekal selamanya atau kekal abadi. Atau kalau ulama masih tidak terima kebenarannya sebaiknya ulama mengubah kalimat dalam ayat alqur’an tersebut sebagai berikut, mereka kekal selama ada didalam langit surga dan didalam bumi surga. Atau mengubahnya menjadi kalimat, mereka kekal selamanya. Sungguh ulama seperti ini adalah Dajjal yang menukar ayat alqur’an dengan kesesatan.



Ringkasnya, mengenai surat Huud ayat 107 dan 108, ada dua penafsiran:

Pertama: Yang dimaksud adalah langit dan bumi yang ada didunia ini.
Kedua: Penyebutan “selama ada langit dan bumi” adalah ungkapan perumpamaan dalam dunia fantasi atau dalam dunia khayalan. Karena surga dan neraka tidak pernah diciptakan dengan HAQ oleh Allah, tetapi hanya sebuah perumpamaan.

Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa surat Huud ayat 16-108 memaksudkan syurga dan neraka itu tidak kekal dan hanyalah sebuah perumpamaan dalam dunia fantasi atau dunia khayalan, karena syurga dan neraka tidak pernah diciptakan dengan HAQ oleh Allah, dalam alqur’an dan hadits pun tidak pernah disinggung penciptaan syurga dan neraka dengan HAQ bahkan diinjil sekalipun. Sudah jelaslah kekeliruan tersebut. Intinya, kekeliruan yang dilakukan disebabkan beberapa hal:

Pertama: ULama Hanya bergantung pada logika yang dangkal

Setelah beranjak dari pemahaman keliru terhadap surat Huud ayat 107 dan 108, beliau pun mengemukakan argumen sains. Namun ini sudah beranjak dari pemikiran keliru terhadap ayat tadi dan dibangun di atas logika yang fasid (rusak). Yang namanya logika jika bertentangan dengan dalil, maka dalil yang mesti didahulukan karena logika tentu saja terbatas. Coba pahami baik-baik perkataan seorang alim, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berikut ini.

“Bahkan akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu dan untuk beramal dengan baik dan sempurna. Akal pun akan menyempurnakan ilmu dan amal. Akan tetapi, akal tidaklah bisa berdiri sendiri. Akal bisa berfungsi jika dia memiliki instink dan kekuatan sebagaimana penglihatan mata bisa berfungsi jika ada cahaya. Apabila akal mendapati cahaya iman dan Al Qur’an barulah akal akan seperti mata yang mendapatkan cahaya mentari. Jika bersendirian tanpa cahaya, akal tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.” Jika ulama tersebut sudah berniat menyembunyikan kebenaran ayat alqur’an maka apapun akan dilakukan.

Intinya, logika bisa berjalan dan berfungsi jika ditunjuki oleh dalil syar’i yaitu dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah. Tanpa cahaya ini, akal tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan tentang surga dan neraka, betapa banyak ayat yang menunjukkan perumpamaan dank arena  tidak pernah disinggung sekalipun penciptaan syurga dan neraka dengan HAQ didalam alqur’an berarti syurga dan neraka adalah dunia fantasi atau dunia khayalan, yang artinya apapun didalamnya walaupun ada kata kekal maka kekalnya adalah didalam dunia fantasi. Jika syurga dan neraka dalam alqur’an adalah perumpamaan dan tidak pernah disinggung sekalipun dalam alqur’an tentang penciptaannya dengan haq, kenapa ulama mengatakan syurga dan neraka adalah dunia nyata dan kekal abadi, jika kenyataannya kekal selama ada langit dan bumi? Pantaskah di sini akal mengalahkan dalil Al Qur’an dan As Sunnah? Logika barulah benar jika memang tidak berseberangan dengan wahyu.


Kedua: Tidak mau merujuk pada alqur’an dan hadits shahih tetapi berdasarkan kepada kebiasaan bangsa arab, padahal pada waktu itu kebiasaan bangsa arab juga menyembah Allah dengan menghadap berhala, juga mabuk mabukan, dll, apakah alqur’an juga akan ditafsirkan untuk menyembah berhala ka’bah dan mabuk mabukan?

Inilah salah satu kekeliruannya lagi. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz,


مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ

                                                                                       

”Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan.”

Kita punya kewajiban jika tidak tahu tentang masalah agama termasuk pula dalam memahami ayat untuk kembali kepada alqur’an dan hadits dan jangan menyembunyikan dan mengingkari ayat tersebut atau menukar makna ayat tersebut. Allah Ta’ala berfirman,

AL BAQARAH ayat 41-42 Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,…     Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

SURAT 2. AL BAQARAH ayat 99. Dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.

SURAT 2. AL BAQARAH ayat, 159. Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,

160. Kecuali mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),

SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 146 …Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 174 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, ….ayat 175 Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.

SURAT 3. ALI 'IMRAN Ayat 70-71 Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya).

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?

Ketiga: Mengikut ayat mutasyabih (yang masih samar)

Sebelum menyebutkan pendapatnya ulama sudah menyembunyikan ayat-ayat yang menunjukkan perumpamaan surga dan neraka. Bahkan ulama sendiri telah mengingkari ayat alqur’an tersebut dengan menyelewengkan maknanya yang sudah sangat jelas menjadi disamarkan, dari kata selama ada langit dan bumi diubah maknanya menjadi selama ada langit syurga dan bumi syurga.  “Dan masih banyak lagi ayat tentang perumpamaan Surga, Neraka, atau Akhirat itu, dan karena syurga dan neraka tidak pernah disinggung telah diciptakan dengan haq walau hanya satu ayat sekalipun dalam alqur’an, berarti perumpamaan syurga dan neraka adalah dunia fantasi  atau dunia khayalan yang berarti walaupun  Tak kurang dari 110 ayat yang menggambarkan, betapa akhirat, surga dan neraka itu kekal tetap saja maksudnya adalah kekal dalam dunia khayalan atau dunia fantasi.”

Bahkan ulama ketika membawakan surat Huud ayat 106-108, ulama telah mengingkari ayat tersebut dan menyamarkan arti dan maknanya, padahal dalam surat huud ayat 106-108, artinya sudah sangat jelas, tetapi ulama telah mendustai ayat tersebut dan mengingkarinya bahkan telah menyamarkan dan menyembunyikan arti dan makna yang sebenarnya. Bahkan mereka para ulama menggunakan logika dengan menghubungkan kebiasaan bangsa arab, karena ulama telah kebingungan bagaimana cara menyembunyikan dan menyamarkan arti dan makna surat Huud ayat 106-108, tentang syurga dan neraka yang kekal selama ada langit dan bumi. Mereka para ulama sudah kehilangan akal sehatnya sehingga mengada-adakan arti dan maknanya dengan menghubung-hubungkan dengan kebiasaan bangsa arab yang justru menjadi bumerang bagi mereka sendiri, kalaupun Ini ungkapan yang biasa disebutkan oleh orang Arab. Mereka biasa mengatakan, “Saya tidak akan mendatangimu selama langit dan bumi itu ada”. Atau mereka katakan, “… selama bergantinya malam dan siang”. Mereka maksudkan ini semua untuk mengungkapkan “selamanya”. Selamanya disini bukan berarti kekal tetapi artinya sampai mati tidak akan melakukannya, dengan kata lain bukan kekal abadi selamanya yang dimaksud tetapi selamanya sampai mati saja. ”kenapa ulama ini mengada-adakan menjadi maksudnya kekal abadi?

Dalam tafsiran yang lain ulama mengatakan bahwa yang dimaksud selama ada langit dan bumi adalah langitnya syurga dan buminya syurga, sungguh ulama ini telah berusaha menyamarkan dan menyembunyikan arti yang sebenarnya, walaupun begitu tetap saja ulama keliru dan menjadi bumerang bagi ulama sendiri,karena artinya tetap saja langit syurga dan bumi syurga suatu saat akan hancur atau tidak kekal, karena ada kata selama ada langit syurga dan bumi syurga. Karena pemikiran yang dangkal inilah sehingga ulama tersebut walaupun sudah berusaha menyembunyikan dan menyamarkan ayat alqur’an yang sudah jelas artinya tetap saja jadi keliru dan kelihatan kebodohannya.

Syariah yang dangkal (metode) orang-orang yang menyimpang memang seperti ini. Kebiasaannya adalah selalu mempertentangkan ayat yang satu dan lainnya. Atau kebiasaannya adalah berpegang pada ayat yang masih samar (baca: mutasyabih) dan meninggalkan ayat-ayat yang sudah jelas yaitu ayat muhkam. Seharusnya sikap yang tepat ketika seseorang menemukan ayat-ayat yang samar dan sulit baginya untuk memahaminya adalah ia pahami dan membawa ayat tersebut kepada ayat muhkam (yang sudah jelas maknanya). Bukan malah yang jadi pegangan adalah ayat mutasyabih yang masih samar.


Itulah yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ketika kita menemukan ayat masih samar, bawalah ayat tersebut kepada ayat yang sudah jelas maknanya agar kita tidak tersesat. Allah Ta’ala berfirman,


هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ


“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imron: 7). Ayat-ayat yang muhkam (yang sudah jelas maknanya) dalam ayat ini disebut dengan ummul kitaab (induk kitab). Artinya, ayat-ayat muhkam inilah yang jadikan rujukan ketika bertemu dengan ayat-ayat yang masih samar bagi sebagian orang (mutasyabihaat). Namun kecenderungan orang-orang yang sesat adalah biasa mengikuti ayat mutasyabih (yang masih samar). Dari ayat ini lebih jelas mana ayat yang mengatakan bahwa surga dan neraka kekal selama ada langit dan bumi, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108) yang diperkuat dengan SURAT 13. AR RA'D ayat 35. Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa ialah (seperti taman); dan diperkuat dengan (QS. Al-Qashash : 88)" Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah." Ini menunjukkan bahwa surga dan neraka tidak kekal karena selama ada langit dan bumi dan diperkuat dengan tiap tiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah, dan syurga dan neraka hanya perumpamaan, dunia syurga dan neraka adalah dunia fantasi karena tidak pernah ditunjukkan satu ayatpun dalam alqur’an yang mengatakan bahwa surga dan neraka diciptakan dengan Haq, tetapi yang ada adalah surga dan neraka adalah perumpamaan.

Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, yaitu keluar dari kebenaran menuju pada kebatilan, maka mereka mengikuti ayat yang masih mutasyabih (masih samar). Mereka mengambil ayat mutasyabih tersebut yang mampu mereka selewengkan sesuai maksud mereka yang keliru dan dijadikan sebagai pembela mereka karena makna yang masih bisa diselewengkan sesuka mereka. Adapun ayat-ayat yang muhkam (yang sudah jelas maknanya), seperti itu tidak dijadikan rujukan mereka. Mereka tidak mau berpegang pada ayat yang muhkam karena itu bisa menyangkal dan menjatuhkan pendapat mereka sendiri. ”

surat Yunus ayat 15. Dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami berkata: "Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah dia". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku. Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar (kiamat)". (QS 10:15)






Penutup


Inilah beberapa kekeliruan dasar Ulama yang dangkal ilmunya. Ditambah lagi pemahaman ulama yang berusaha menyamarkan dan menyembunyikan arti dan makna ayat alqur’an tersebut, hal ini semakin menambah kelamnya citra ulama“Dajjal adalah dari ulama karena menutupi atau menyembunyikan ayat alqur’an yang sudah jelas arti dan maknanya.”.


Kami hanya mengingatkan, waspadalah terhadap ulama yang sesat karena dajjal adalah dari ulama sebagaimana Nabi  shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kita agar waspada dengan orang-orang yang hanya mau berpegang pada ayat mutasyabih (yang masih samar) dan meninggalkan jauh-jauh ayat muhkam (yang sudah jelas maknanya).


Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surat Ali Imron ayat 7 di atas, lalu ‘Aisyah mengatakan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


إِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ


“Jika kalian melihat orang-orang yang sering mengikuti ayat-ayat yang mutasyabih (yang masih samar), maka merekalah yang Allah sebut (dalam surat Ali Imron ayat 7). Oleh karenanya, Waspadalah terhadap mereka.”


Semoga Allah memberi taufik dan hidayah pada ulama yang sesat tersebut. Semoga kaum muslimin yang lain dapat terhindar dari kekeliruan-kekeliruannya dan terhindar jadi pengikut Dajjal dan terhindar dari fitnah masihidajjal. Hanya Allah yang memberi taufik.


Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala kebaikan menjadi sempurna.

Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari isi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. SURAT 3. ALI 'IMRAN ayat 7

(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." SURAT 3. ALI 'IMRAN ayat 8


Dari Imam Sibaweh (bergelar Imam Mahdi)

Karya karyanya:

1.       Ka’bah adalah berhala ausan yang harus dihancurkan sesuai hadits shahih dan injil.

2.       Dajjal adalah dari ulama karena ada tanda kafir pada jidatnya yang hitam karena bekas sujud menyembah berhala ka’bah, ingat orang yang menyembah berhala adalah orang kafir sehingga bekas hitam di jidat karena sujud menyembah berhala ka’bah adalah tanda orang kafir.



5.       Di youtube https://www.youtube.com/watch?v=qQ6Qi9P7Sis  , imam Mahdi dari Indonesia by imam sibaweh,

6.       Di youtube https://www.youtube.com/watch?v=5ANP81ExSlg , the great imam Mahdi by imam sibaweh

7.       Di youtube https://www.youtube.com/watch?v=iTzA1kI3aM0  , Imam Mahdi mengkaji ayat alqur’an hadits dan injil yang disembunyikan oleh Dajjal by imam sibaweh.

No comments:

Post a Comment