Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam. Shalawat dan salam
kepada Nabi akhir zaman, sebagai penutup para Nabi dan panutan dalam meniti
jalan yang lurus, begitu pula kepada keluarga dan para sahabatnya.
Allah Ta’ala berfirman,
فَأَمَّا
الَّذِينَ شَقُوا فَفِي النَّارِ
لَهُمْ فِيهَا زَفِيرٌ وَشَهِيقٌ
(106) خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ
السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ
رَبُّكَ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٌ
لِمَا يُرِيدُ (107) وَأَمَّا الَّذِينَ سُعِدُوا فَفِي الْجَنَّةِ خَالِدِينَ
فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ
وَالْأَرْضُ مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ
وَالْأَرْضُ إِلَّا مَا شَاءَ
رَبُّكَ عَطَاءً غَيْرَ مَجْذُوذٍ
(108)
“Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam
neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih),
mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu
menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang
Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam
syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika
Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.”
(QS. Huud: 106-108)
Jika kita melihat ayat di atas, kita dapat memahami dengan
jelas. Allah mengisyaratkan surga dan neraka itu ada selama bumi dan langit itu
ada. Dari sini bisa diyakini bahwa surga dan neraka itu tidak kekal.
Tetapi ulama menutupi dan menyembunyikan arti dan makna ayat
ini dengan mengatakan bahwa: penjelasan yang mengatakan bahwa surga dan neraka
adalah tidak kekal adalah keliru dan menyesatkan, tolong jangan dibaca. Dari
sanggahan dan bantahan dibawah terlihat dengan jelas bahwa ulama tidak terima
kalau surga dan neraka adalah tidak kekal, karena ulama menginginkan dengan
hawa nafsunya sendiri yang menginginkan surga dan neraka adalah kekal, untuk
mendapatkan keuntungan sendiri dan tidak merujuk kepada keterbukaan hati dalam
memahami Alqur’an dan Injil yang dengan jelas jelas mengatakan bahwa surga dan neraka
hanyalah perumpamaan, dan Alqur’an selalu menyebutkan surga dan neraka adalah
perumpamaan, tidak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa surga dan neraka
adalah telah diciptakan dengan Haq, sebuah perumpamaan surga dan neraka kita perumpamakan
adalah dunia fantasi, yang artinya apapun yang disebutkan didalamnya walaupun
ada kata kekal atau disiksa atau didalam kebahagiaan surga, tetaplah itu semua didalam
dunia perumpamaan atau didalam dunia fantasi yang tidak nyata dan tidak benar
benar terjadi karena hanya perumpamaan dan hanya fantasi. Jadi walaupun ada 110
ayat yang mengatakan bahwa mereka kekal didalamnya (surga dan neraka), tetap
saja ini dalam dunia perumpamaan atau didalam dunia fantasi yang artinya bahwa
dalam dunia nyata atau dalam kenyataannya tetap saja hanya perumpamaan dan
dunia fantasi.
Tetapi ulama menutupi dan menyembunyikan arti dan makna ayat
ini dengan mengatakan bahwa:
Ulama
|
Imam Mahdi
|
3 Hal yang Mesti Diyakini Mengenai Surga dan Neraka
Sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Hafizh Al Hakami rahimahullah,
keyakinan terhadap surga dan neraka yang mesti diyakini adalah 3 hal. Beliau
sebut dalam bait syairnya,
والنَّارُ وَالجَنَّةُ حَقٌّ وَهُمَا … مَوْجُوْدَتَانِ
لاَ فَنَاءَ لَهُمَا
“Neraka dan surga adalah benar adanya. Keduanya telah ada saat ini. Dan
keduanya tidaklah fana.”
|
(Imam Mahdi berkata,”tidak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa
Allah telah menciptakan surga dan neraka dengan Haq, tetapi yang ada surga
dan neraka selalu dihubungkan dengan perumpamaan.tetapi lihatlah bahwa allah
telah menciptakan langit dan bumi dengan Haq ( QS 64:3.) Dia menciptakan
langit dan bumi dengan HAQ. (QS 44:38) Dan Kami tidak menciptakan langit dan
bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.( QS 44:39) Kami
tidak menciptakan keduanya melainkan dengan HAQ,( QS 11:7.), (QS 41:9). , (QS
41:11).,( QS 40:57.) ,( QS 2:164.), (QS 3:190)”)
|
Berikut sedikit uraiannya.[2]
Pertama: Surga dan neraka itu benar adanya, tidak ada keraguan
sedikit pun tentangnya.
Di antara dalilnya,
وَاتَّقُوا النَّارَ الَّتِي أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ (131) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَالرَّسُولَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ (132) وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ
رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133)
“Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk
orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi
rahmat. Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga
yang luasnya seluas langit dan bumi yang telah disediakan untuk orang-orang
yang bertakwa.” (QS. Ali Imron: 131-133)
|
(Imam Mahdi berkata,”tidak ada satu ayatpun yang mengatakan bahwa
Allah telah menciptakan surga dan neraka dengan Haq, tetapi yang ada surga
dan neraka selalu dihubungkan dengan perumpamaan”
(QS 13:35) PERUMPAMAAN SYURGA yang dijanjikan kepada orang-orang yang
takwa ialah (seperti taman); DAN surat Alhajj (haji) ayat 72, (QS 30:58)
Perumpamaan surga juga ada dalam Injil, Mathius 22:1 Lalu Yesus berbicara
pula dalam perumpamaan kepada mereka: …Mathius 22:2 "Hal Kerajaan Sorga
seumpama… Mat 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang
pedagang yang mencari mutiara yang indah. Mat 13:24 Yesus membentangkan suatu
perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal Kerajaan Sorga itu
seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya. …Mat 13:31 Yesus
membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: "Hal
Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi yang diambil dan ditaburkan orang di
ladangnya. Mrk 4:33, Luk 12:16, Luk 21:29, Mat 13:33, Mat 13:52, Mat 13:53,
Mat 18:23, Mat 22:2, Mat 13:34, Mat 13:47, Mat 25:1, Yoh 10:6, Luk 15:3, Mat
13:44, Mrk 4:13, Mrk 3:23, Luk 21:29, Luk 18:1, Mat 21:45, dll)
|
Kedua: Surga dan neraka sudah ada saat ini.
Tentang surga, Allah Ta’ala berfirman, أُعِدَّتْ
لِلْمُتَّقِينَ
“Yang telah disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali
Imron: 133)
Tentang neraka, Allah Ta’ala berfirman,
أُعِدَّتْ لِلْكَافِرِينَ
“Yang telah disediakan untuk orang-orang kafir.” (QS. Ali Imron:
131). Jika dikatakan “telah disediakan”, berarti keduanya telah ada.
Dari Imron bin Hushain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اطَّلَعْتُ فِى الْجَنَّةِ فَرَأَيْتُ
أَكْثَرَ أَهْلِهَا الْفُقَرَاءَ ، وَاطَّلَعْتُ فِى
النَّارِ ، فَرَأَيْتُ أَكْثَرَ
أَهْلِهَا النِّسَاءَ
“Aku pernah melihat surga, lalu aku melihat bahwa kebanyakan
penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun pernah melihat neraka, lalu
aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para wanita.”[3]
Dari Ibnu ‘Abbas, Rofi’ bin Khudaij, ‘Aisyah dan Ibnu ‘Umar,
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الْحُمَّى مِنْ فَيْحِ جَهَنَّمَ
، فَأَبْرِدُوهَا بِالْمَاءِ
“Sakit demam berasal dari panasnya jahannam. Oleh karenanya,
dinginkanlah demam tersebut dengan air.”[4]
|
(Imam Mahdi berkata,”ulama mengatakan bahwa jika dikatakan telah
disediakan berarti keduanya telah ada, padahal jelas jelas itu adalah kalimat
perumpamaan, dan karena tidak diciptakan dengan haq, berarti perumpamaan
tersebut adalah dunia fantasi, lihatlah SURAT 2. AL BAQARAH ayat 24—26
berikut, “ayat 24 …peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusia
dan batu, yang disediakan bagi
orang-orang kafir. ..ayat 25 …bagi mereka disediakan surga ….ayat 26…..Dengan perumpamaan itu banyak orang yang
disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan
itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang
disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,”.
lihatlah hadits yang diuraikan ulama (“Aku pernah melihat surga, lalu
aku melihat bahwa kebanyakan penghuninya adalah orang-orang miskin. Aku pun
pernah melihat neraka, lalu aku melihat kebanyakan penghuninya adalah para
wanita.”) hadits ini jelas jelas adalah perumpamaan kalau tidak perumpamaan
lalu bagaimana dengan alam kubur, padang masyar, hisab dan jembatan sirotol
mustakim yang kesemuanya belum terjadi pada umat ini, lalu bagaimana mereka
sudah ada di neraka atau sudah ada di surga padahal syarat untuk masuk syurga
dan neraka adalah harus mengalami kejadian kejadian diatas terutama dihisab
dan melewati jembatan shirotol mustaqim. Ini menunjukkan bahwa hadits diatas
menyebutkan perumpamaan.
Dan lihatlah dalil yang digunakan ulama dibawah ini, “Sakit demam
berasal dari panasnya jahannam. Oleh karenanya, dinginkanlah demam tersebut dengan
air.” Siapapun akan tahu bahwa hadits diatas adalah perumpamaan bahwa panas
demam adalah dari panasnya jahanam, itu adalah perumpamaan.
|
Ketiga: Surga dan neraka itu kekal karena Allah yang menghendaki
keduanya untuk kekal. Keduanya tidaklah fana. Banyak sekali dalil yang
membicarakan hal ini, berikut kami sebutkan sebagiannya.
Tentang surga, Allah Ta’ala berfirman,
خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At
Taubah: 100)
Tentang neraka, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا وَظَلَمُوا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ
لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلَا لِيَهْدِيَهُمْ طَرِيقًا
,إِلَّا طَرِيقَ جَهَنَّمَ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah
sekali-kali tidak akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan
menunjukkan jalan kepada mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka
kekal di dalamnya selama-lamanya.” (QS. An Nisa’: 168-169)
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا دَخَلَ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ ، وَ أَهْلُ
النَّارِ النَّارَ ، ثُمَّ يَقُومُ
مُؤَذِّنٌ بَيْنَهُمْ يَا أَهْلَ النَّارِ
لاَ مَوْتَ ، وَيَا أَهْلَ
الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ ،
خُلُودٌ
“Jika penduduk surga telah memasuki surga dan penduduk neraka telah
memasuki neraka, kemudian seseorang akan meneriaki di antara mereka, “Wahai
penduduk neraka, tidak ada lagi kematian untuk kalian. Wahai penduduk surga,
tidak ada lagi kematian untuk kalian. Kalian akan kekal di dalamnya.”
|
SURAT 17. AL ISRAA' ayat 89 Dan sesungguhnya Kami telah
mengulang-ulang kepada manusia dalam Al Qur'an ini tiap-tiap macam
perumpamaan, tapi kebanyakan manusia tidak menyukai kecuali mengingkari
(nya). (QS. Huud: 106-108) “Adapun orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka,… mereka kekal di dalamnya selama ada
langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain).
Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun
orang-orang yang berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada
putus-putusnya.”
Jadi dalam surat yang disebutkan oleh para ulama tersebut yang
mengatakan bahwa mereka kekal didalamnya adalah perumpamaan, karena dari
surah huud 11 ayat 106-108, kekalnya surga dan neraka adalah selama
ada langit dan bumi, ini menunjukkan bahwa yang berhubungan dengan
surga dan neraka adalah perumpamaan.
|
Kesimpulan dan pendapat itu terjadi karena tidak mempertimbangkan
atau mengabaikan tafsir-tafsir yang ada, khususnya mengenai kalimat:
مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ
Misalnya, tafsiran Ahli Tafsir yang menyatakan bahwa yang dimaksud
“langit dan bumi” adalah langit dan bumi yang lain, berdasarkan QS. 14: 48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit.” … [6]
|
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama
menyembunyikan ayat perumpamaan
pada surat tersebut lihat SURAT 14. IBRAHIM ayat 45. …..dan telah Kami
berikan kepadamu beberapa perumpamaan". Ayat
48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi
yang lain dan (demikian pula) langit.” …
|
Merujuk Tafsiran Ulama
Pertama: Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Gholib Al Amili
(Abu Ja’far Ath Thobari)
Mengenai ayat,
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ
وَالْأَرْضُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi”, Ibnu Jarir Ath
Thobari rahimahullah mengatakan, “ Orang
Arab biasanya jika ingin mensifatkan sesuatu itu kekal selamanya, maka
mereka akan mengungkapkan dengan,
هذا دائم دوام السموات
والأرض
“Ini kekal selama langit dan
bumi ada.” Namun maksud ungkapan ini adalah kekal selamanya.
|
Ini adalah ayat alqur’an dan
bukan berdasarkan kebiasaan orang arab, kenapa ulama ini mengada-adakan?
Lihat SURAT 2. AL BAQARAH ayat 41-42 Dan berimanlah kamu kepada apa yang
telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat),
dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah
kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,… Dan janganlah kamu campur adukkan yang
hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang
kamu mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat 99. Dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan
kepadamu ayat-ayat yang jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan
orang-orang yang fasik.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat, 159. Sesungguhnya orang-orang yang
Menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al
Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk)
yang dapat mela'nati,
160. Kecuali mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran),
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 146 …Dan sesungguhnya sebahagian di antara
mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 174 Sesungguhnya orang-orang yang
menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, ….ayat 175 Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan
petunjuk.
SURAT 3. ALI 'IMRAN Ayat 70-71 Hai Ahli Kitab, mengapa kamu
mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya).
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang
bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?
|
Kedua: Abul Fida’ Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al Qurosyi Ad Dimasyqi
Selain membawakan perkataan Ibnu Jarir Ath Thobari, Ibnu Katsir
membawakan penafsiran lain. Beliau rahimahullah mengatakan, “Boleh jadi
dipahami bahwa maksud ayat “selama langit dan bumi itu ada” adalah jenis
langit dan bumi (maksudnya: langit dan bumi yang beda dengan saat ini, pen).
Karena sudah pasti alam akhirat juga ada langit dan bumi (namun berbeda
dengan saat ini, pen). Buktinya adalah firman Allah Ta’ala,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit.” (QS. Ibrahim: 48)
Oleh karena itu, Al Hasan Al Bashri menjelaskan mengenai firman
Allah,
خَالِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ السَّمَوَاتُ
وَالْأَرْضُ
“Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi”, maksudnya
adalah Allah mengganti langit berbeda dengan langit yang ada saat ini. Begitu
pula Allah mengganti bumi berbeda dengan bumi yang ada saat ini. Langit dan
bumi (yang berbeda dengan saat ini tadi, pen) pun akan terus ada.”
Ibnu Abi Hatim mengatakan bahwa Sufyan bin Husain menyebutkan dari Al
Hakam, dari Mujahid, dari Ibnu ‘Abbas, beliau mengatakan mengenai firman
Allah (yang artinya), “Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi,”
yaitu setiap surga itu memiliki langit dan bumi.
‘Abdurrahman bin Zaid bin Aslam menafsirkan, “Yaitu selama bumi itu
menjadi bumi (yang berbeda dengan saat ini, pen) dan langit menjadi langit
(yang berbeda dengan saat ini, pen).” –Demikian penjelasan Ibnu Katsir
rahimahullah mengenai surat Huud ayat 107.[8]
|
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama
menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat SURAT 14. IBRAHIM
ayat 45. …..dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan".
Ayat 48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit.” …
|
Ketiga: Abu Muhammad Al Husain bin Mas’ud Al Baghowi
Al Baghowi menyatakan yang hampir sama dengan Ibnu Jarir Ath Thobari
dan Ibnu Katsir. Al Baghowi mengatakan, “Mengenai ayat (yang artinya),
“Mereka kekal di dalamnya” yaitu terus berada tinggal di dalamnya. Sedangkan
ayat (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu ada”, sebagaimana dikatakan
oleh Adh Dhohak, “Selama langit dan bumi dari surga dan neraka itu ada.
Karena segala sesuatu yang berada di atasmu dan menaungimu itulah langit.
Sedangkan segala sesuatu sebagai tempat engkau berpijak itulah bumi. Begitu
pula para pakar tafsir menjelaskan bahwa ungkapan dalam ayat tersebut
dimaksudkan untuk menunjukkan kekalnya sesuatu. Inilah ungkapan yang biasa
disebutkan oleh orang Arab. Mereka biasa mengatakan, “Saya tidak akan
mendatangimu selama langit dan bumi itu ada”. Atau mereka katakan, “… selama
bergantinya malam dan siang”. Mereka maksudkan ini semua untuk mengungkapkan
“selamanya”.”
|
Ini adalah ayat alqur’an dan bukan berdasarkan kebiasaan orang arab, kalaupun
Ini ungkapan yang biasa disebutkan oleh orang Arab. Mereka biasa mengatakan,
“Saya tidak akan mendatangimu selama langit dan bumi itu ada”. Atau mereka
katakan, “… selama bergantinya malam dan siang”. Mereka maksudkan ini semua
untuk mengungkapkan “selamanya”. Selamanya
disini bukan berarti kekal tetapi artinya sampai mati tidak akan melakukannya,
dengan kata lain bukan kekal abadi selamanya
yang dimaksud tetapi selamanya sampai mati saja. ”kenapa ulama ini
mengada-adakan menjadi maksudnya kekal abadi? Lihat SURAT 2. AL BAQARAH ayat
41-42 Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an) yang
membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah
kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah,… Dan
janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu,
sedang kamu mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat 99. Dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang jelas;
dan tak ada yang ingkar kepadanya,
melainkan orang-orang yang fasik.
SURAT 2. AL BAQARAH ayat, 159. Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang
telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan
(yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia
dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua
(mahluk) yang dapat mela'nati,
160. Kecuali mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan
menerangkan (kebenaran),
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 146 …Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan
kebenaran, padahal mereka mengetahui.
SURAT 2. AL BAQARAH Ayat 174 Sesungguhnya
orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah, ….ayat
175 Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk.
SURAT 3. ALI 'IMRAN Ayat 70-71 Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari
ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya).
Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang
bathil, dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?
|
Keempat: Muhammad bin ‘Ali bin Muhammad Asy Syaukani
Tentang ayat (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu ada,” Asy
Syaukani menukil perkataan Ibnu ‘Abbas yang dikeluarkan oleh Ibnu Abi Hatim,
beliau mengatakan maksud ayat tadi, “Setiap surga memiliki langit dan bumi
tersendiri.”
Kelima: Mahmud bin ‘Amr bin Ahmad Az Zamakhsyari
Az Zamakhsyari menyatakan penafsiran yang sama dengan Ibnu Jarir dan
Ibnu Katsir. Jadi, makna ayat (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu
ada”, maksudnya: Yang dimaksud adalah langit dan bumi di akhirat, keduanya
itu abadi dan makhluk yang kekal,
ungkapan orang Arab yang ingin menyatakan sesuai itu kekal dan tidak
ada ujung akhirnya.
Untuk maksud pertama ini, beliau membawakan dua ayat bahwa di akhirat
itu ada langit dan bumi tersendiri. Ayat pertama, Allah Ta’ala berfirman,
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit.” (QS. Ibrahim: 48)
Ayat kedua, Allah Ta’ala berfirman,
وَأَوْرَثَنَا
الأرض نَتَبَوَّأُ مِنَ الجنة حَيْثُ
نَشَاء
“Dan telah (memberi) kepada kami bumi (tempat) ini sedang kami
(diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami
kehendaki.” (QS. Az Zumar: 74)
|
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama
menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat SURAT 14. IBRAHIM
ayat 45. …..dan telah Kami berikan kepadamu beberapa perumpamaan". Ayat
48
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَوَاتُ
“(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan
(demikian pula) langit.” …
Lihatlah kelengkapan surat yang diuraikan ulama tersebut dimana ulama
menyembunyikan ayat perumpamaan pada surat tersebut lihat
(QS. Az Zumar: 27). Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia
dalam Al Quran ini Setiap macam
perumpamaan supaya mereka dapat pelajaran.
(QS. Az Zumar: 28). (ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada
kebengkokan (di dalamnya) supaya mereka bertakwa.
وَأَوْرَثَنَا الأرض نَتَبَوَّأُ
مِنَ الجنة حَيْثُ نَشَاء
“Dan telah (memberi) kepada kami bumi (tempat) ini sedang kami
(diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja yang kami
kehendaki.” (QS. Az Zumar: 74)
(QS 13:35) PERUMPAMAAN SYURGA yang dijanjikan kepada orang-orang yang
takwa ialah (seperti taman); DAN surat Alhajj (haji) ayat 72, (QS 30:58)
Perumpamaan surga juga ada dalam Injil, Mathius 22:1 Lalu Yesus berbicara
pula dalam perumpamaan kepada mereka: Mathius 22:2 "Hal Kerajaan Sorga
seumpama Mat 13:45 Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama seorang
pedagang yang mencari mutiara yang indah, dll.
Dan karena surga dan neraka adalah perumpamaan sedangkan surga dan
neraka tidak pernah disinggung sekalipun telah diciptakan dengan HAQ dalam
alqur’an berarti surga dan neraka
adalah sebuah dunia fantasi atau dunia khayalan yang tidak ada. Dalam dunia
fantasi atau dunia khayalan walaupun didalamnya dikatakan hidup kekal
selamanya atau dapat menghancurkan alam semesta dalam sekali tunjuk seperti
dalam film kartun dragon ball, tetaplah sebuah khayalan, yang dalam cerita
memang terjadi akan tetapi dalam kehidupan nyata itu adalah dunia khayalan
yang tidak ada.
|
Keenam: Ahmad bin Abdul Halim Al Haroni Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengungkapkan, “Sekelompok ulama
menjelaskan mengenai firman Allah (yang artinya), “Selama langit dan bumi itu
ada”, yaitu yang dimaksud adalah langit dari surga dan bumi dari surga.
Sebagaimana disebutkan dalam Shahihain, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda, “Jika kalian ingin meminta pada Allah, mintalah surga Firdaus.
Firdaus adalah surga yang paling tinggi dan merupakan surga pilihan.
Sedangkan atap (langit) dari surga tersebut adalah ‘Arsy Allah”. Begitu pula
sebagian ulama ketika menjelaskan mengenai firman Allah,
وَلَقَدْ كَتَبْنَا فِي الزَّبُورِ مِنْ
بَعْدِ الذِّكْرِ أَنَّ الْأَرْضَ يَرِثُهَا
عِبَادِيَ الصَّالِحُونَ
“Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis
dalam) Lauh Mahfuzh, bahwasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang saleh.”
(QS. Al Anbiya’: 105). Yang dimaksudkan di sini adalah bumi di surga. Oleh
karena itu tidak bertentangan antara yang menyatakan langit akan terlipat
(yaitu langit dunia, pen). Sedangkan langit yang tetap terus ada adalah
langit (atap) dari surga. Oleh karena itu, yang mesti kita pahami adalah
segala sesuatu yang berada di atas, maka ia disebut secara bahasa dengan
langit (as samaa’). Sebagaimana pula hujan disebut dengan samaa’ (langit).
Dan atap juga disebut dengan samaa’ (langit).”
|
Mari kita kaji uraian ulama tersebuit, “.. di dalam neraka, …. mereka kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi, … di dalam syurga, mereka kekal di
dalamnya selama ada langit dan bumi,.” (QS. Huud: 106-108). Kata selama ada
langit dan bumi sangat jelas beda dengan langit surga, dan bumi surga, baiklah mari kita coba mengikuti petunjuk
para ulama tersebut, sebagai berikut: “Adapun
orang-orang yang celaka, maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka
mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih), mereka kekal di dalamnya selama ada langit surga dan bumi surga,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. Adapun orang-orang yang
berbahagia, maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal dalamnya selama ada langit surga dan bumi surga,
kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada
putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108). Kalau dimasukkan dalam kalimat tersebut
maka terlihat sekali ada kejanggalan, mereka dikatakan kekal didalam surga
atau neraka tetapi selama ada
langit surga dan bumi surga, yang berarti surga dan neraka suatu saat akan mengalami kehancuran atau
tidak kekal, dengan kata lain walaupun maksud dari kata langit dan bumi ini
adalah langit surga dan bumi surga berarti tetap saja langit surga dan bumi surga
tersebut suatu saat akan mengalami kehancuran karena ada kata selama ada langit surga dan bumi
surga. Kalau yang dimaksud dari QS Huud: 106-108 adalah kekal selamanya seharusnya
tidak ada lanjutan kekal selama ada langit dan bumi, tetapi seharusnya kekal
selamanya atau kekal abadi. Atau kalau ulama masih tidak terima kebenarannya
sebaiknya ulama mengubah kalimat dalam ayat alqur’an tersebut sebagai
berikut, mereka kekal selama ada didalam langit surga dan didalam bumi surga.
Atau mengubahnya menjadi kalimat, mereka kekal selamanya. Sungguh ulama
seperti ini adalah Dajjal yang menukar ayat alqur’an dengan kesesatan.
|
Ringkasnya, mengenai surat Huud ayat 107 dan 108, ada dua
penafsiran:
Pertama: Yang dimaksud adalah langit dan bumi yang ada didunia
ini.
Kedua: Penyebutan “selama ada langit dan bumi” adalah
ungkapan perumpamaan dalam dunia fantasi atau dalam dunia khayalan. Karena
surga dan neraka tidak pernah diciptakan dengan HAQ oleh Allah, tetapi hanya
sebuah perumpamaan.
Dari penjelasan di atas, terlihat jelas bahwa surat Huud
ayat 16-108 memaksudkan syurga dan neraka itu tidak kekal dan hanyalah sebuah
perumpamaan dalam dunia fantasi atau dunia khayalan, karena syurga dan neraka
tidak pernah diciptakan dengan HAQ oleh Allah, dalam alqur’an dan hadits pun
tidak pernah disinggung penciptaan syurga dan neraka dengan HAQ bahkan diinjil
sekalipun. Sudah jelaslah kekeliruan tersebut. Intinya, kekeliruan yang dilakukan
disebabkan beberapa hal:
Pertama: ULama Hanya bergantung pada logika yang dangkal
Setelah beranjak dari pemahaman keliru terhadap surat Huud
ayat 107 dan 108, beliau pun mengemukakan argumen sains. Namun ini sudah
beranjak dari pemikiran keliru terhadap ayat tadi dan dibangun di atas logika
yang fasid (rusak). Yang namanya logika jika bertentangan dengan dalil, maka
dalil yang mesti didahulukan karena logika tentu saja terbatas. Coba pahami
baik-baik perkataan seorang alim, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah
berikut ini.
“Bahkan akal adalah syarat untuk mengilmui sesuatu dan untuk
beramal dengan baik dan sempurna. Akal pun akan menyempurnakan ilmu dan amal.
Akan tetapi, akal tidaklah bisa berdiri sendiri. Akal bisa berfungsi jika dia
memiliki instink dan kekuatan sebagaimana penglihatan mata bisa berfungsi jika
ada cahaya. Apabila akal mendapati cahaya iman dan Al Qur’an barulah akal akan
seperti mata yang mendapatkan cahaya mentari. Jika bersendirian tanpa cahaya,
akal tidak akan bisa melihat atau mengetahui sesuatu.” Jika ulama tersebut
sudah berniat menyembunyikan kebenaran ayat alqur’an maka apapun akan
dilakukan.
Intinya, logika bisa berjalan dan berfungsi jika ditunjuki
oleh dalil syar’i yaitu dalil dari Al Qur’an dan As Sunnah. Tanpa cahaya ini,
akal tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan tentang surga dan
neraka, betapa banyak ayat yang menunjukkan perumpamaan dank arena tidak pernah disinggung sekalipun penciptaan
syurga dan neraka dengan HAQ didalam alqur’an berarti syurga dan neraka adalah
dunia fantasi atau dunia khayalan, yang artinya apapun didalamnya walaupun ada
kata kekal maka kekalnya adalah didalam dunia fantasi. Jika syurga dan neraka
dalam alqur’an adalah perumpamaan dan tidak pernah disinggung sekalipun dalam
alqur’an tentang penciptaannya dengan haq, kenapa ulama mengatakan syurga dan
neraka adalah dunia nyata dan kekal abadi, jika kenyataannya kekal selama ada
langit dan bumi? Pantaskah di sini akal mengalahkan dalil Al Qur’an dan As
Sunnah? Logika barulah benar jika memang tidak berseberangan dengan wahyu.
Kedua: Tidak mau merujuk pada alqur’an dan hadits shahih
tetapi berdasarkan kepada kebiasaan bangsa arab, padahal pada waktu itu
kebiasaan bangsa arab juga menyembah Allah dengan menghadap berhala, juga mabuk
mabukan, dll, apakah alqur’an juga akan ditafsirkan untuk menyembah berhala
ka’bah dan mabuk mabukan?
Inilah salah satu kekeliruannya lagi. Maka benarlah apa yang
dikatakan oleh Umar bin ‘Abdul ‘Aziz,
مَنْ عَبَدَ اللهَ بِغَيْرِ
عِلْمٍ كَانَ مَا يُفْسِدُ
أَكْثَرَ مِمَّا يُصْلِحُ
”Barangsiapa beribadah pada Allah tanpa ilmu, maka kerusakan
yang ditimbulkan lebih besar daripada perbaikan yang dilakukan.”
Kita punya kewajiban jika tidak tahu tentang masalah agama
termasuk pula dalam memahami ayat untuk kembali kepada alqur’an dan hadits dan
jangan menyembunyikan dan mengingkari ayat tersebut atau menukar makna ayat
tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
AL BAQARAH
ayat 41-42 Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (Al Qur'an)
yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat), dan janganlah kamu menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan
harga yang rendah,… Dan janganlah
kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan
yang hak itu, sedang kamu mengetahui.
SURAT 2. AL
BAQARAH ayat 99. Dan Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu ayat-ayat yang
jelas; dan tak ada yang ingkar kepadanya, melainkan orang-orang yang fasik.
SURAT 2. AL
BAQARAH ayat, 159. Sesungguhnya orang-orang yang Menyembunyikan apa yang telah
Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah
Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah
dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati,
160. Kecuali
mereka yang telah taubat dan Mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran),
SURAT 2. AL
BAQARAH Ayat 146 …Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan
kebenaran, padahal mereka mengetahui.
SURAT 2. AL
BAQARAH Ayat 174 Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah
diturunkan Allah, ….ayat 175 Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan
dengan petunjuk.
SURAT 3. ALI
'IMRAN Ayat 70-71 Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal
kamu mengetahui (kebenarannya).
Hai Ahli
Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang hak dengan yang bathil, dan
menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?
Ketiga: Mengikut ayat mutasyabih (yang masih samar)
Sebelum menyebutkan pendapatnya ulama sudah menyembunyikan
ayat-ayat yang menunjukkan perumpamaan surga dan neraka. Bahkan ulama sendiri telah
mengingkari ayat alqur’an tersebut dengan menyelewengkan maknanya yang sudah
sangat jelas menjadi disamarkan, dari kata selama ada langit dan bumi diubah
maknanya menjadi selama ada langit syurga dan bumi syurga. “Dan masih banyak lagi ayat tentang perumpamaan
Surga, Neraka, atau Akhirat itu, dan karena syurga dan neraka tidak pernah
disinggung telah diciptakan dengan haq walau hanya satu ayat sekalipun dalam
alqur’an, berarti perumpamaan syurga dan neraka adalah dunia fantasi atau dunia khayalan yang berarti walaupun Tak kurang dari 110 ayat yang menggambarkan,
betapa akhirat, surga dan neraka itu kekal tetap saja maksudnya adalah kekal
dalam dunia khayalan atau dunia fantasi.”
Bahkan ulama ketika membawakan surat Huud ayat 106-108, ulama
telah mengingkari ayat tersebut dan menyamarkan arti dan maknanya, padahal
dalam surat huud ayat 106-108, artinya sudah sangat jelas, tetapi ulama telah
mendustai ayat tersebut dan mengingkarinya bahkan telah menyamarkan dan
menyembunyikan arti dan makna yang sebenarnya. Bahkan mereka para ulama
menggunakan logika dengan menghubungkan kebiasaan bangsa arab, karena ulama
telah kebingungan bagaimana cara menyembunyikan dan menyamarkan arti dan makna surat
Huud ayat 106-108, tentang syurga dan neraka yang kekal selama ada langit dan
bumi. Mereka para ulama sudah kehilangan akal sehatnya sehingga mengada-adakan
arti dan maknanya dengan menghubung-hubungkan dengan kebiasaan bangsa arab yang
justru menjadi bumerang bagi mereka sendiri, kalaupun Ini ungkapan yang biasa
disebutkan oleh orang Arab. Mereka biasa mengatakan, “Saya tidak akan
mendatangimu selama langit dan bumi itu ada”. Atau mereka katakan, “… selama
bergantinya malam dan siang”. Mereka maksudkan ini semua untuk mengungkapkan
“selamanya”. Selamanya disini bukan berarti kekal tetapi artinya sampai mati
tidak akan melakukannya, dengan kata lain bukan kekal abadi selamanya yang
dimaksud tetapi selamanya sampai mati saja. ”kenapa ulama ini mengada-adakan
menjadi maksudnya kekal abadi?
Dalam tafsiran yang lain ulama mengatakan bahwa yang
dimaksud selama ada langit dan bumi adalah langitnya syurga dan buminya syurga,
sungguh ulama ini telah berusaha menyamarkan dan menyembunyikan arti yang
sebenarnya, walaupun begitu tetap saja ulama keliru dan menjadi bumerang bagi
ulama sendiri,karena artinya tetap saja langit syurga dan bumi syurga suatu
saat akan hancur atau tidak kekal, karena ada kata selama ada langit syurga dan bumi syurga. Karena pemikiran yang
dangkal inilah sehingga ulama tersebut walaupun sudah berusaha menyembunyikan
dan menyamarkan ayat alqur’an yang sudah jelas artinya tetap saja jadi keliru
dan kelihatan kebodohannya.
Syariah yang dangkal (metode) orang-orang yang menyimpang
memang seperti ini. Kebiasaannya adalah selalu mempertentangkan ayat yang satu
dan lainnya. Atau kebiasaannya adalah berpegang pada ayat yang masih samar
(baca: mutasyabih) dan meninggalkan ayat-ayat yang sudah jelas yaitu ayat
muhkam. Seharusnya sikap yang tepat ketika seseorang menemukan ayat-ayat yang
samar dan sulit baginya untuk memahaminya adalah ia pahami dan membawa ayat
tersebut kepada ayat muhkam (yang sudah jelas maknanya). Bukan malah yang jadi
pegangan adalah ayat mutasyabih yang masih samar.
Itulah yang diperintahkan oleh Allah Ta’ala, ketika kita
menemukan ayat masih samar, bawalah ayat tersebut kepada ayat yang sudah jelas
maknanya agar kita tidak tersesat. Allah Ta’ala berfirman,
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ
الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ
هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ
مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ
فَيَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ
ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيلَهُ
إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي
الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ
عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا
أُولُو الْأَلْبَابِ
“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Quran) kepada kamu. Di
antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi Al qur’an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari
ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya melainkan Allah. Dan
orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: “Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak dapat mengambil
pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.” (QS. Ali Imron:
7). Ayat-ayat yang muhkam (yang sudah jelas maknanya) dalam ayat ini disebut
dengan ummul kitaab (induk kitab). Artinya, ayat-ayat muhkam inilah yang
jadikan rujukan ketika bertemu dengan ayat-ayat yang masih samar bagi sebagian
orang (mutasyabihaat). Namun kecenderungan orang-orang yang sesat adalah biasa
mengikuti ayat mutasyabih (yang masih samar). Dari ayat ini lebih jelas mana
ayat yang mengatakan bahwa surga dan neraka kekal selama ada langit dan bumi, maka
tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang
lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya.” (QS. Huud: 106-108) yang
diperkuat dengan SURAT 13. AR RA'D ayat 35. Perumpamaan syurga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa
ialah (seperti taman); dan diperkuat dengan (QS. Al-Qashash : 88)" Tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali
Allah." Ini menunjukkan bahwa surga dan neraka tidak kekal karena selama
ada langit dan bumi dan diperkuat dengan tiap tiap sesuatu pasti binasa kecuali
Allah, dan syurga dan neraka hanya perumpamaan, dunia syurga dan neraka adalah
dunia fantasi karena tidak pernah ditunjukkan satu ayatpun dalam alqur’an yang
mengatakan bahwa surga dan neraka diciptakan dengan Haq, tetapi yang ada adalah surga dan neraka adalah perumpamaan.
Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan, “Adapun orang-orang
yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, yaitu keluar dari kebenaran menuju
pada kebatilan, maka mereka mengikuti ayat yang masih mutasyabih (masih samar).
Mereka mengambil ayat mutasyabih tersebut yang mampu mereka selewengkan sesuai
maksud mereka yang keliru dan dijadikan sebagai pembela mereka karena makna
yang masih bisa diselewengkan sesuka mereka. Adapun ayat-ayat yang muhkam (yang
sudah jelas maknanya), seperti itu tidak dijadikan rujukan mereka. Mereka tidak
mau berpegang pada ayat yang muhkam karena itu bisa menyangkal dan menjatuhkan
pendapat mereka sendiri. ”
surat Yunus ayat 15. Dan apabila dibacakan kepada mereka
ayat-ayat Kami yang nyata, orang-orang yang tidak mengharapkan pertemuan dengan
Kami berkata: "Datangkanlah Al Quran yang lain dari ini atau gantilah
dia". Katakanlah: "Tidaklah patut bagiku menggantinya dari pihak
diriku sendiri. Aku tidak mengikut kecuali apa yang diwahyukan kepadaku.
Sesungguhnya aku takut jika mendurhakai Tuhanku kepada siksa hari yang besar
(kiamat)". (QS 10:15)
Penutup
Inilah beberapa kekeliruan dasar Ulama yang dangkal ilmunya.
Ditambah lagi pemahaman ulama yang berusaha menyamarkan dan menyembunyikan arti
dan makna ayat alqur’an tersebut, hal ini semakin menambah kelamnya citra ulama“Dajjal
adalah dari ulama karena menutupi atau menyembunyikan ayat alqur’an yang sudah
jelas arti dan maknanya.”.
Kami hanya mengingatkan, waspadalah terhadap ulama yang
sesat karena dajjal adalah dari ulama sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menasehati kita
agar waspada dengan orang-orang yang hanya mau berpegang pada ayat mutasyabih (yang
masih samar) dan meninggalkan jauh-jauh ayat muhkam (yang sudah jelas
maknanya).
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, beliau mengatakan bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membaca surat Ali Imron ayat 7
di atas, lalu ‘Aisyah mengatakan bahwa beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda,
إِذَا رَأَيْتُمُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ
فَأُولَئِكَ الَّذِينَ سَمَّى اللَّهُ فَاحْذَرُوهُمْ
“Jika kalian melihat orang-orang yang sering mengikuti
ayat-ayat yang mutasyabih (yang masih samar), maka merekalah yang Allah sebut
(dalam surat Ali Imron ayat 7). Oleh karenanya, Waspadalah terhadap mereka.”
Semoga Allah memberi taufik dan hidayah pada ulama yang
sesat tersebut. Semoga kaum muslimin yang lain dapat terhindar dari kekeliruan-kekeliruannya
dan terhindar jadi pengikut Dajjal dan terhindar dari fitnah masihidajjal.
Hanya Allah yang memberi taufik.
Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya segala
kebaikan menjadi sempurna.
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada kamu. Di
antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah pokok-pokok isi Al Qur'an
dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya
condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat
untuk menimbulkan fitnah dan untuk mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada
yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam
ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat,
semuanya itu dari isi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran
(daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal. SURAT 3. ALI 'IMRAN ayat 7
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau
jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada
kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena
sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." SURAT 3. ALI 'IMRAN ayat
8
Dari Imam Sibaweh (bergelar Imam Mahdi)
Karya karyanya:
1.
Ka’bah adalah berhala ausan yang harus
dihancurkan sesuai hadits shahih dan injil.
2.
Dajjal adalah dari ulama karena ada tanda kafir
pada jidatnya yang hitam karena bekas sujud menyembah berhala ka’bah, ingat
orang yang menyembah berhala adalah orang kafir sehingga bekas hitam di jidat
karena sujud menyembah berhala ka’bah adalah tanda orang kafir.
5.
Di youtube https://www.youtube.com/watch?v=qQ6Qi9P7Sis , imam Mahdi dari Indonesia by imam sibaweh,
7.
Di youtube https://www.youtube.com/watch?v=iTzA1kI3aM0 , Imam Mahdi mengkaji ayat alqur’an hadits
dan injil yang disembunyikan oleh Dajjal by imam sibaweh.
No comments:
Post a Comment